Kamis, 07 Agustus 2014

Makalah Coomb's Test Tranfusi Darah



COOMB’S TEST





Oleh :
Irene Istiurmauli P.     ( P17434012056)





Semester IV Reguler B
PRODI DIII ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “ Coomb’s Test ” ini.yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Transfusi Darah.
            Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.     Bp. Widodo selaku dosen pengampu Mata Kuliah Transfusi Darah
2.     Orang tua yang telah memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual
3.     Teman-teman yang telah memberikan bantuan selama penyusunan makalah ini
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangatlah penulis harapkan.
            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk memperluas wawasan para pembaca.




                                                                                                Semarang, 7 Agustus 2014
                                                                                                            Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................     i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................    ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ...............................................................................................    1
1.2  Perumusan Masalah ........................................................................................   1
1.3  Tujuan Penulisan ............................................................................................   1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Coomb’s Test ..............................................................................    2
2.2 Jenis test Antibody.........................................................................................    3
2.3 Reagensia dan Peralatan.................................................................................    3
2.4 Langkah Kerja  ...............................................................................................    4
2.5 Hasil................................................................................................................    5
2.6 Faktor Kesalahan ...........................................................................................    6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................    8
3.2 Saran ..............................................................................................................    9


BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang menyerang sel darah merah. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian memusnahkannya, seperti bakteri dan virus.
Darah manusia mempunyai tanda sendiri (disebut antigen) pada permukaan sel darah merah. Dalam proses transfusi darah, darah yang ditransfusikan harus cocok dengan tipe darah si penerima. Itu berarti darah yang ditransfusikan harus memiliki antigen yang sama seperti sel darah merah pasien. Jika dilakukan transfusi darah dengan antigen yang berbeda (darah yang tidak cocok), maka sistem kekebalan tubuh akan menghancurkan sel-sel darah yang ditransfusikan. Ini disebut reaksi transfusi dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau bahkan kematian. Inilah sebabnya mengapa pencocokan golongan darah sangat penting.

1.2  Perumusan Masalah
-        Apakah pengertian dari Coomb’s Test
-        Apa saja jenis Test antibody
-        Reagen dan peralatan apa yang diperlukan dalam pemeriksaan ini
-        Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Coomb’s Test
-        Bagaimanakah interpretasi hasilnya
-        Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh

1.3  Tujuan Penulisan
Mengetahui secara detail fungsi dan cara pemeriksaan Coomb’s Test secara benar


BAB II
Pembahasan

2.1  Pengertian Coomb’s Test
Pemeriksaan Coomb’st test adalah pemeriksaan  yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibody pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam serum.  Anti body ini menyelimuti permukaan sel eritrosit yang meyebabkan umur eritrosit menjadi lebih pendek dan sering menyebabkan reaksi inkompetibel pada transfuse darah. Normalnya, antibodi akan mengikat benda asing seperti bakteri dan virus dan menghancurkannya sehingga menyebabkan destruksieritrosit (hemolisis)
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan pembentukan antibodi antara lain :
1.               Reaksi transfuse
Darah manusia digolongkan berdasarkan penanda tertentu (yang disebut antigen) pada permukaan eritrosit. Untuk transfuse diperlukan tipe darah yang sama berdasarkanantigennya. Jika antigen yang diberikan berbeda maka sistem imun akan menghancurkandarah yang ditransfusikan. Ini dinamakan reaksi transfuse yang dapat menyebabkan penyakitserius bahkan kematian
2.               Sensitisasi Rh
Faktor Rhesus (Rh) merupakan suatu antigen. Jika seorang ibu hamil dengan golongan darahRh negatif dan bayi yang dikandungnya RH positif maka akan terjadi sensitisasi Rh. Bayinyamungkin memiliki Rh positif dari ayahnya. Sensitisasi Rh terjadi bila darah janin bercampur dengan darah ibu selama kehamilan atau persalinan. Ini menyebabkan sistem imun ibumembentuk antibodi untuk melawan sel darah janin pada kehamilan selanjutnya. Responantibodi ini dinamakan sensitisasi Rh dan bila ini terjadi, dapat menghancurkan sel adarhmerah janin sebelum atau setelah dia lahir. Jika sensitisasi terjadi, janin atau bayi baru lahir dapat berkembang menjadi masalah ringan hingga berat (dinamakan penyakit Rh atauerythroblastosis fetalis).
Dalam kasus yang jarang, jika penyakit Rh tidak ditangani, janin atau bayi baru lahir akan mengalami kematian. Wanita dengan Rh negatif bisa mendapatkanimmunoglobulin Rh (misalnya RhoGAM) yang hampir selalu menghentikan kejadiansensitisasi. Masalah sensitisasi Rh menjadi sangat jarang sejak dikembangkannyaimmunoglobulin Rh.
3.               Anemia hemolitik autoimun
Jenis anemia hemolitik yang dinamakan anemia hemolitik autoimun merupakan penyakityang jarang yang disebabkan oleh pembentukan antibodi yang melawan eritrositnya sendiri.

2.2  Jenis Test Antibodi
  Direct Coombs’ test  (langsung) :
Pemeriksaan dilakukan pada sel darah merah, juga dapat dilakukan pada bayi yang baru lahir dengan darah Rh+ yang ibunya memiliki Rh-. Hasil pengujianakan  menunjukkan apakah darah ibu telah membuat antibodi dan apakah antibodi tersebut telah pindah kepada bayi melalui plasenta.
  Indirect Coombs’ test  (tidak langsung) :
Pemeriksaan dilakukan pada serum darah, umumnya dilakukan sebelum transfusi darah dan dapat juga untuk menentukan titer antibodi Rh+ pada darah seorang wanita Rh-.

2.3  Reagensia dan Peralatan
1.     Sel golongan darah O normal 2-5 %
2.     Coomb’s control cell positif (CCCP)
3.     Bovin albumin 22% (BA)
4.     Coomb’s Serum ( AHG) yaitu anti human globulin  antibody yang dihasilkan oleh     binatang yang disuntikkan serum atau protein manusia untuk mendeteksi Ab yang melekat pada permukaan eritrosit dan menyingkirkan Ab lain yang tidak diinginkan.
5.     Saline
6.     Incubator (waterbath 0 suhu 37 0 c)
7.     Centrifuge
8.     Mikroskop
9.     TimerR
10.  Rak tabung
11.  Tabung reaksi ukuran 12 x75 mm
12.  Pipet tetes
13.  Botol semprot
14.  Slide test
15.  Beaker glass
16.  Wadah limbah

2.4  Langkah Kerja
1.      Aglutinasi Langsung (direct Coomb’s test)
-        Siapkan alat dan bahan
-        Tambahkan 2 tetes suspense eritrosit 2-5 % ke dalam tabung I dan II
-        Cuci suspense eritrosit 2-5 % 3-4 kali dengan saline
-        Tambahkan kedalam sedimen sel ( tabung I 2 tetes AHG dan tabung II, 2 tetes saline sebagai negative control)
-         Putar 1000 rpm selama 1 menit atau 3500 rpm selam 15 detik
-        Amati ada tidaknya aglutinasi
--apabila negative tambahkan 1 tetes cccp dan diputar kembali selama 1 menit kecepatan 1000 rpm
--apabila positif berarti pekerjaan benar dan apabila negative pemeriksaan harus diulang kembali.

2.      Aglutinasi Tidak Langsung
Ø  Masukkan 2 tetes serum atau plasma yang akan dipriksa ke dalam tabung reaksi
Ø  Tambahkan 1 tetes suspense eritrosit 2-5 %  kedalam tabung tersebu
Ø  Inkubasi pada suhu 370  C selam 15-60 menit
Ø  Tambahkan BA 22% kemudian diputar 1 menit pada 1000 rpm dan baca hasil reaksinya. Setelah itu inkubasi selam 15 menit
Ø  Cuci suspense eritrosit 2- 5% 3-4 x dengan salin. Salin pencucian terakhir dibuang sebanyak-banyaknya untuk mencegah pengenceran serum coomb’s
Ø  Kemudian tambahkan 2 tetes serum coomb’s dan kemudianputar selam 1 menit 1000 rp
Ø  Baca hasil reaksinya
-- apabila hasil negative tambahkan 1 tetes CCCP dan diputar kembali 1000 rpm selam 1 menit
--apabila positif berarti pekerjaan benar dan apabila negative pemeriksaan harus diulang kembali

2.5   Hasil
a.     Normal
·       Tidak ditemukan antibodi (hasil test negatif)Direct Coombs’ Test  negatif berarti tidak ada antibodi dalam sel darah merah
·       Indirect Coombs’ Test negatif berarti darah pendonor dan darah penerima kompatibel (cocok)
·       Indirect Coombs’ Test negatif pada wanita Rh- yang hamil berarti tidak ada antibodi anti Rh+ dalam darah dan belum terjadi sensitisasi
b.     Abnormal
·       Direct Coombs’ Test positif berarti ada antibodi yang akan melawan dan menghancurkan sel darah merah. Hal ini dapat disebabkan oleh transfusi darah yang tidak cocok atau penyakit anemia hemolitik
·       Indirect Coombs’ Test positif berarti darah pendonor tidak cocok dengan darah si penerima
·       Indirect Coombs’ Test positif pada wanita Rh- yang hamil atau berencana untuk hamil berarti dia memiliki antibodi terhadap darah Rh+ (sensitisasi Rh). Saat awal kehamilan jenis darah bayi akan diperiksa, jika darah bayi Rh+ maka ibu harus mendapat pengawasan ketat selama kehamilan untuk mencegah masalah dengan sel darah merah bayi. Jika sensitisasi belum terjadi maka dapat dicegah dengan suntikan Immunoglobulin anti RhD

2.6   Faktor Kesalahan
HASIL NEGATIF PALSU
o   Tidak mencuci sdm dengan bersih dan baik,  karena globulin yang bebas yang tidak berikatan  dengan sel akan menetralisir AHG.
o   Pemeriksaan terganggu atau tertunda.
-        Pelaksanaan proses pencucian harus dilakukan secepat mungkin untuk mengurangi kehilangan Ab yang terlepas dari sel.
-        AHG harus ditambahkan segera setelah proses pencucian selesai karena Ab yang telah mengadakan ikatan akan terlepas kembali
-        Setelah AHG ditambahkan harus segera diputar dan dibaca, karena reaksi IgG yang menyelimuti sdm akan melemah setelah inkubasi.
o   Reagen kehilangan reaktivitas yang disebabkan oleh  penyimpanan yang tidak baik, kontaminasi bakteri / serum manusia. Penyimpanan AHG dianjurkan pada 2 – 80 C, jangan dibekukan, bila warna berubah tidak digunakan lagi. AHG mengalami netralisasi bila terkontaminasi dengan serum manusia / anti–D sera. Hal ini tidak terlihat dengan mata (makroskopis) tetapi terlihat bila diperiksa dengan CCC, hasil reaksi yang seharusnya pos menjadi neg.
o   Tidak ada AHG pada pemeriksaan, atau lupa menambahkan AHG. Hal ini dapat dicegah dengan memakai AHG yang berwarna.
o   Penggunaan centrifugasi yang tidak baik, centrifugasi yang lambat keadaan menjadi tidak optimal untuk aglutinasi, sebaliknya centrifugasi yang terlalu kuat memadatkan sel, sehingga sel sukar untuk terurai.
o   Jumlah eritrosit  yang ada pada pemeriksaan mempengaruhi reaktivitas. Reaksi yang lemah karena terlalu banyak eritrosit, sebaliknya eritrosit yang terlalu sedikit menyulitkan pembacaan aglutinasi dengan baik.
o   Reaksi prozone sebagai kemungkinan penyebab pemeriksaan antiglobulin tidak reaktif.
HASIL POSITIF PALSU
§  Sdm sudah dicentrifugasi sebelum dilakukan pencucian. Apabila tidak terlihat  aglutinasi yang tampak setelah penambahan AHG dapat disalah interpretasikan pembacaannya sebagai akibat perselubungan IgG / komplemen. eritrosit penderita cold react auto Ab yang kuat beraglutinasi pada contoh darah yang disimpan pada suhu kamar atau dibawah suhu kamar.
§  Tabulasi gelas yang tidak bersih terkontaminasi dengan debu, detergent / material lain yang menyebabkan sdm menggumpal / aggregasi.
§  Over centrifugation dapat memadatkan eritrosir  yaitu agregasi disalah artikan dengan aglutinasi.
§  Reagen yang dibuat tidak baik dan dapat mengandung Ab yang mengakibatkan aglutinasi pada sel yang tidak diselubungi. Enzyme treated red blood cells dapat meningkatkan reaktivitas dengan antispecies Ab dan dapat bereaksi langsung dengan reag AHG yang mengandung kontaminasi aktivitas.




















BAB III
Kesimpulan dan Saran

3.1       Kesimpulan
Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang menyerang sel darah merah. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan kemudian memusnahkannya, seperti bakteri dan virus.
Pemeriksaan Coomb’st test adalah pemeriksaan  yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibody pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam serum.  Anti body ini menyelimuti permukaan sel eritrosit yang meyebabkan umur eritrosit menjadi lebih pendek dan sering menyebabkan reaksi inkompetibel pada transfuse darah. Normalnya, antibodi akan mengikat benda asing seperti bakteri dan virus dan menghancurkannya sehingga menyebabkan destruksieritrosit (hemolisis)

3.2       Saran
Dalam melakukan pemeriksaan Coomb’s Test perlu memperhatikan factor factor yang ada supaha hasil yang didapat bukanlah Positif palsu ataupun Negatif palsu. Akan tetapi sesuai dengam keadaan yang sebenarnya.