Selasa, 10 Juni 2014

Dia

5 tahun yang lalu aku mengenalnya, dia adalah seorang ketua kelas di kelasku sebut saja namanya Putra. waktu itu aku hanyalah siswi SMA yang cupu dan tak mengerti model. Dia memacari teman sebangku ku  bernama Ratri, aku kaget saat mengetahuinya namun aku berusaha tersenyum. Lalu mereka putus dan Putra memacari Risa teman sekelasku juga. Putra sama sekali tak pernah memandangku, aku yg kala itu jelek dan tak bisa berdandan mungkin hanya dianggap tembok saja olehnya. Saat kami naik kelas, ternyata aku dan Putra sekelas kami satu jurusan XI IPA 1. Aku bahagia bukan kepalang, dari situ aku mulai menata diriku aku selalu ingin cantik setiap hari dari rambut hingga perawatan ke dokter terbaik. Aku mulai belajar fashion dan bergabung dengan ekskul yang sama dengannya. Waktu itu ada anak baru ( angkatan di bawahku) namanya Lina, dia cantik dan jadi rebutan angkatanku dia masuk kelas Xf. Putra memacarinya, aku tak heran karna memang dia cakep. Aku tetap diam aku tak berani mendejatinya sama sekali, hingga saat kegiatan eksul kami makin sibuk aku dan dia mulai akrab. Aku akrab dengannya karna pembawaanku yang cerewet dan dia yang sok cool. Sejak saat itu dia mulai sering ngobrol denganku. Saat Putra dan Lina putus, Lina hancur aku melihanya menangis di depanku. aku memeluknya karna aku tau yg dia rasakan. Saat mereka putus aku mulai berani berharap Putra akan mendekatiku, tapi salah dia jadian dengan Nana aku iri melihat Nana karna menurutku dia tak secanti Lina. Namun apa hakku melarangnya, buat Putra aku mungkin tak lebih dari teman sekelas. Saat itu tiba waktunya untuk angkatanku berlibur ke sebuah pulau di Indonesia, aku seneng banget waktu tau tempat duduk ku dan Putra berdekatan, memandangnya dari saming sudah membuatku bahagia. Di pulau itu kedekatan kami semakin intens, bahkan hampir setiap foto yang ada di cameraku memuat fotoku dan dia, sahabatku yang mengetahui hal ini berkata " semoga langgeng " aku hanya tersenyum mendengarnya walau aku tau untuk Putra hal ini tak ada adrtinya sama seklai. Waktu di Bis aku tak sengaja melihat layar Hpnya tertulis nama Donat Luph, aku hancur aku menangis saat itu. Tapi aku sadar diri, aku memang bukan siapa siapa. Aku tak memiliki hak apapun atasnya. saat kami tiba di suatu pantai, ada legenda jika berdua dengan lawan jenis akan menjadi jodohmu. Aku berharap Putra akan mengajaku berfoto2 lagi seperti saat kami mengunjungi tempat tempat sebelumnya, tapi sayang yang dia ajak adalah Shinta teman sekelasku yang penggila K-Pop. Saat itu juga aku langsung menuju bis rombongan kami dan menangis disana. Waktu itu aku ingat lagu Tangga sedang di putar. Melankolis memang tapi itulah anak SMA, Labil dan cengeng. sejak saat itu aku mulai menjauhinya. sepulangnya kami dari liburan Putra justru semakin dekat denganku. Kebetulan kami masuk sekelas lagi XII IPA 2. Dari tugas yang kami kerjakan bersama, kami sekelompok dalam pembuatan film. Temanku bahkan ada yang bertanya apakah kami jadian ? Aku bahagia sekali waktu itu, aku mulai merasa pantas berdiri di sampingnya. Dia sering menemaniku ke Perpus atau ke koperasi. Mungkin ini sepele, tapi untukku saat itu ini sangat istimewa. Aku bahkan rela lembur untuk mengerjakan tugasnya, meninggalkan kelompokku hanya untuk sekelompok dengannya. waktu itu kebetulan ada scene film ku yang harus diambil di pantai. aku senang ada di pantai bersamanya waau cuma sesaat. Lalu Nana dan Putra putus, Aku luar biasa bahagia aku berharap Putra akan menembakku. Tapi aku salah dia jadian dengan Imma Dancer SMA ku, dulu aku mengenalnya waktu sd karna pelating vocal goup Imma sama dengan pelay=tih solo vocalku, dan Imma juga satu SMP denganku. Dulu Imma biasa saja, namun setelah SMA dia bermetamorfosis menjadi kupu kupu, dia cantik aku tak heran Putra menyukainya. Saat itulah aku sadar dan berhenti mengejarnya. Aku lalu bersumpah jika aku tak akan lagi memujanya seperti dewa, untukku dia adalah cinta SMAku saja. Lalu aku lulus dan diterima di salah satu Institusi Pendidikan yang berada di bawah naungan Menteri Kesehatan secara langsung, Aku menjadi seorang Analis. Aku mulai melupakan Putra dan menata kehidupanku di Ibu Kota Provinsi ini. Jauh dari rumah membuatku lebih mudah Move On dari Putra. Tapi entah takdir atau emang rencana Tuhan, Putra tiba tiba sms aku lagi. Dari yang hanya menanyakan kabar hingga aku tau bahwa dia telah putus dari Imma. Lumayan lama kami ber smsan dan dia menembakku. Aku bingung karna aku merasa dia hanya sekadar bercanda. Aku minta uluran waktu, tapi dia tak mau menunggu. Ibarat rasa lama yang telah lama di pendam kini kutemukan hasilnya, akhirnya jadilah aku dan Putra jadian 20 Oktober 2012...
Waktu awal2 aku sadar bahwa aku dan dia memiliki Tuhan yang berbeda tapi aku tak perduli, aku egois dengan perasaanku sendiri. Dia kemudian mendaftar di salah satu Ikatan Dinas negara dan Puji Tuhan dia di terima. aku bangga padanya karna bisa manemaninya. Aku pun ditinggalnya untuk meniti pendidikannya di sebrang Pulau sana. 2 Bulan pertama kami tak bisa berkomunikasi sama sekali, kemudian dia pulang saat libur lebaran, aku memeluknya amat erat,,ya aku merindukannya. lalu dia terbang kembali selama 5 bulan untuk pendidikan. Setelah masa pendidikannya selesai dia ditempatkan di kota asal kami, tempat aku dan dia sekolah. aku senang dia tak jauh dariku.
Namun masalah mulai muncul satu per satu, sejak dia ditempatkan aku merasa aneh dengan sikapnya. Dia berubah menjadi pemarah bahkan dia melakukan hal hal yang amat ku benci. Tapi aku tak perduli aku tetap tersenyum. shabatku mulai memarahiku karna aku tetap bertahan dengannya. Waktu itu aku masih bertahan untuknya, tapi malam ini stelah dia meminta seuatu yang tak mungkin ku berikan. Aku menjadi bertanya pada diriku sendiri, apa artinya pengorbananku selama ini ? pantaska dia menerimanya ?.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar