AMOKSISILIN
Oleh
:
Annisa Nur Pratiwi (
P17434012043)
Arta Triwidya Astuti ( P17434012044)
Farina Rizky Jiwasari ( P17434012053)
Indriyati Dwi W. (
P17434012055)
Irene Istiurmauli P. ( P17434012056)
Dosen Pengajar :
dr.
Endra Nastiti Donasari
Semester
IV Reguler B
PRODI
DIII ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “AMOKSISILIN” ini.yang dimaksudkan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak mungkin
terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. dr.
Endra Nastiti Donasari selaku dosen pengampu Mata Kuliah Toksikologi
2. Orang
tua yang telah memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual
3. Teman-teman
yang telah memberikan bantuan selama penyusunan makalah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para
pembaca sangatlah penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat untuk memperluas wawasan para pembaca.
Semarang, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
............................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3
Tujuan Penulisan
............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Amoksisilin ................................................................................. 2
2.2 Kemampuan Antimikroba ............................................................................. 3
2.3 Indikasi ........................................................................................................... 3
2.4 Farmakokinetik ............................................................................................. 4
2.5 Sintesis Amoksisilin ...................................................................................... 4
2.6 Dosis dan Penggunaan ................................................................................... 5
2.7 Interaksi Obat dan Efek Toksik .................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 8
3.2 Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................... 10
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Amoksisilin adalah
salah satu obat antibiotika yang banyak diresepkan di Indonesia. Bahkan orang
awam sering kali ditemukan membeli obat ini secara bebas tanpa resep dokter.
Perlu menjadi perhatian bahwa hal tersebut tidak tepat karena penggunaan
antibiotik yang tidak pada tempatnya malah menyebabkan seseorang kebal (resisten) terhadap antibiotik tersebut.
Amoksisilin dapat dikatakan merupakan
antibiotik dasar untuk penyakit, biasanya diberikan untuk pasien anak-anak.
Dewasa ini telah banyak diketahui bahwa beberapa jenis kuman telah kebal
terhadap amoksisilin. Amoksisilin termasuk dalam golongan antibiotik beta laktamase,
yakni antibiotik yang bekerja dengan cara merusak dinding sel bakteri sehingga
bakteri pecah dan mati. Amoksisilin diindikasikan untuk bakteri gram positif,
yaitu bakteri-bakteri yang banyak ditemukan di kulit, saluran napas, dan
saluran kemih.
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Apakah Amoksisilin itu ?
b.
Bagaimana kemampuan resistesi Amoksisilin terhadap
mikroba ?
c.
Amoksisilin di indikasikan untuk apa ?
d.
Bagaimanakah farmakokinetik Amoksisilin ?
e.
Bagaimanakah Proses sintesis Amoksisilin ?
f.
Bagaimanakah dosis dan penggunaan Amoksisilin yang
tepat ?
g.
Bagaimanakah interaksi dan efek toksik Amoksisilin ?
1.3
Tujuan
Mengetahui secara detail pengertian, dosis dan efek
dari obat antibiotik Amoksisilin.
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
2.1 Pengertian Amoksisilin
Amoksisilin adalah turunan penisilin semi
sintetik dan stabil dalam suasana asam lambung.Amoksisilin diabsorpsi dengan
cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak tergantung adanya
makanan.Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam
urin.Ekskresi dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid, sehingga
memperpanjang efek terapi.Amoksisilin aktif terhadap organisme gram-positif dan
gram-negatif.
Mempunyai spektrum yang identik dengan
ampisilin yang menyerupai benzylpenicillin dalam kemampuannya terhadap mikroba
gram positif. Termasuk Streptococcus pneumoniae dan streptococci lainnya, akan
tetapi kurang potensial dari benzyl penicillin terhadap Enterococcus
faecalis.sangat sensitif terhadap Listeria monocytogenes. Sensitif terhadap
kokus Gram-negative Moraxella catarrhalis (Branhamella catarrhalis), Neisseria
gonorrhoeae, and N. meningitidis.Amoksisilin lebih aktif daripada
benzylpenicillin terhadap basil Gram-negative, termasuk di dalamnya Haemophilus
influenzae and Enterobacteriaceae seperti Escherichia coli, Proteus mirabilis,
Salmonella and Shigella spp. Amoksisilin tidak aktif melawan Pseudomonas aeruginosa.
Amoksisilin juga mempunyai aktifitas yang sama dengan benzylpenicillin terhadap
organisme lain seperti beberapa bakteri anaerob dan Actinomyces spp.
Amoksisilin dilaporkan lebih aktif daripada ampisilin secara invitro terhadap
Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, and Salmonella spp., tapi kurang
aktif terhadap Shigella spp.
2.2 Kemampuan antimikroba
Mempunyai
spektrum yang identik dengan ampisilin yang menyerupai benzylpenicillin dalam
kemampuannya terhadap mikroba gram positif. Termasuk Streptococcus pneumoniae
dan streptococci lainnya, akan tetapi kurang potensial dari benzyl penicillin
terhadap Enterococcus faecalis.sangat sensitif terhadap Listeria monocytogenes.
Sensitif terhadap kokus Gram-negative Moraxella catarrhalis (Branhamella catarrhalis),
Neisseria gonorrhoeae, danN. meningitidis.
Amoksisilin lebih aktif daripada
benzylpenicillin terhadap basil Gram-negative, termasuk di dalamnya Haemophilus
influenzae and Enterobacteriaceae seperti Escherichia coli, Proteus mirabilis,
Salmonella and Shigella sp. Amoksisilin tidak aktif melawan Pseudomonas
aeruginosa. Amoksisilin juga mempunyai aktifitas yang sama dengan
benzylpenicillin terhadap organisme lain seperti beberapa bakteri anaerob dan
Actinomyces sp. Amoksisilin dilaporkan lebih aktif daripada ampisilin secara
invitro terhadap Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, and Salmonella sp,
tapi kurang aktif terhadap Shigella sp.
2.3 Indikasi
Indikasi yang disebabkan oleh
strain-strain bakteri yang peka :
1. Infeksi
kulit dan jaringan lunak :Staphylococcus
bukan penghasil penisilinase, Streptococcus,
Escherichia coli.
2. Infeksi
saluran pernafasan : H. Influenza,
Streptococcus, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus bukan penghasil
penisilinase, Echerichia coli
3. Infeksi
saluran geitourinari : Echerichia coli, P.Mirabilis dan Streptococcus faecalis.
4. Gonore
: N. Gonorrhea (bukan penghasil
penisilinase)
2.4 Farmakokinetik
Amoksisilin
kebal terhadap inaktifasi asam lambung.Amoksisilin lebih cepat dan sempurna
diserap daripada ampisilin jika diberikan melalui oral. 1-2 jam pemberian dosis
250 mg, puncak plasma dapat dibaca dengan konsentrasi sekitar 5 micrograms/mL
dengan ketersediaan hingga 8 jam. Penggunaan dosis ganda dapat menggandakan
konsentrasi dalam darah.Keberadaan makanan dalam lambung tidak mengurangi
jumlah amoksisilin yang diserap.
Konsentrasi
amoksisilin setelah injeksi intramuscular sama dengan dosis oral. Sekitar 20%
terikat pada protein plasma dan memiliki waktu paruh 1-1,5 jam, dan mungkin
lebih lama pada neonatus, orang tua, dan pasien dengan gagal ginjal. Pada
beberapa kasus gagal ginjal, waktu paruh bisa mencapai 7-20 jam.
Amoksisilin secara luas
didistribusikan pada konsentrasi yang berbeda-beda dalam jaringan dan cairan
tubuh. Amoksisilin dapat menembus plasenta, dan dalam jumlah kecil dieksresikan
dalam air susu. Sangat sedikit melewati CSF.
Amoksisilin
dimetabolisme menjadi asam penisiloat yang dieksresikan melalui urin. Sekitar
60% dieksresikan dalam bentuk yang sama melalui urin dalam 6 jam. Konsentrasi
dalam urin sekitar 300 micrograms/mL setelah pemberian dosis 250 mg. Probenecid
mengurangi eksresi ginjal.Amoksisilin dibuang melalui haemodialysis, dan
konsentrasi yang tinggi pernah dilaporkan berada dalam cairan empedu dan
sejumlah tertentu berada dalam feses.
2.5 Sintesis
amoksisilin
Disintesis
melalui dua jalan. Pertama menggunakan proteksi enamine grup amino, yang
dimulai dengan garam natrium 4-hydroxyphenylglycine direaksikan dengan
acetoacetic ester membentuk sebuah enamine — suatu garam natrium phydroxyphenyl
acetic acid, á-[(3-ethoxy-1-methyl-3-oxo-1-propenyl)amino]-4-hydroxy-(32.1.1.19).
reaksi menghasilkan aminocrotonate dengan ethyl chloroformate dalam N-methylmorpholine
memberikan hubungan campuran anhydride (32.1.1.20), yang direaksikan dengan
trimethylsilyl ester of 6-APA. Berikut reaksinya:
Jalan kedua dengan mereaksikan langsung D-(-)-2-(4-hydroxyphenyl)glycine chloride hydrochloride dengan trimethylsylil ester of 6-APA
2.6 Dosis dan
Penggunaan
|
|
seperti asam klavulanat
(co-amoxiclav) memperluas spektrum kerja dari amoksisilin, dan dapat digunakan
pada pengobatan yang resisten terhadap amoksisilin, seperti infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan Haemophilus influenzae atau Moraxella catarrhalis,
Branhamella catarrhalis.
Amoksisilin
juga dapat diberikan sebagai bagian pengobatan dalam pembasmian Helicobacter
pylori pada pasien yang menderita peptic ulcer.Amoksisilin diberikan secara
oral dalam bentuk trihidrat dan secara injeksi dalam bentuk garam sodium. Dosis
yang diberikan mengyesuaikan dengan 1 g amoksisilin setara dengan 1,06 g
amoksisilin sodium 1,15 g dan setara dengan
amoxicilin trihidrat. Dosis yang biasa digunakan adalah 250 sampai 500
mg setiap 8 jam, atau 500 sampai 875 mg setiap 12 hours. Anak-anak hingga 10
tahun dapat diberikan 125 hingga 250 mg setiap 8 jam. Untuk bobot badan dibawah
40 kg, dosis dihitung 20 sampai 40 mg/kg perhari dibagi dalam dosis yang
diberikan setiap 8 jam atau 25 sampai 45 mg/kg perhari dibagi dalam dosis yang
diberikan setiap 12 jam, jika digunakan pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan,
maka dosis maksimumnya 30 mg/kg perhari yang dibagi dalam dosis yang diberikan
setiap 12 jam.
Dosis
yang lebih besar dapat diberikan pada beberapa kondisi seperti 3 g diulang satu
kali seelah 8 jam pada pengobatan abscesses gigi. Dosis 3 g dapat diberikan pada pasien infeksi
saluran kemih tidak mengalami konflikasi akut, dan diulangi satu kali setelah
10 sampai 12 jam.3 g dua kali sehari dapat digunakan pada pengobatan infeksi
saluran pernafasan yang sudah parah. Jika diperlukan, anak usia 3-10 tahun yang
menderita otitis media dapat diberikan 750 mg dua kali sehari selama 2 hari.
Amoksisilin juga dapat diberikan sebagai dosis tunggal sebanyak 3 g, dengan
probenecid 1g pada pengobatan gonorrhoea yang tidak komplikasi.Pada penanganan
H. pylori, amoksisilin diberikan bersama metronidazole atau clarithromycin dan
penghambat pompa proton atau ranitidin bismut sitrat. Dosis yang biasa
digunakan 0.75 atau 1 g dua kali sehari
atau 500 mg tiga kali sehari.
Amoksisilin
diberikan secara injeksi intramuscular atau injeksi intravena lambat dengan
dosis 500 mg setiap 8 jam.pada infeksi parah, 1 g amoksisilin dapat diberikan setiap 6 jam
secara injeksi intravena lambat 3 hingga 4 menit atau secara infus 30 hingga 60
menit. Anak diatas 10 tahun dapat diberikan 50 sampai 100 mg/kg perhari secara
injeksi yang terbagi dalam beberapa dosis. Amoksisilin dan sam klavulanat
Amoksisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat (co-amoxiclav) diberikan
secara oral dengan perbandingan amoksisilin (dalam bentuk trihidrat) 2,4, atau
7 bagian ke dalam 1 bagian asam klavulanat (dalam bentuk garam potassium), atau
secara intravena dengan perbandingan 5 bagian amoksisilin (dalam bentuk garam
natrium) ke dalam 1 bagian asam klavulanat (dalam bentuk garam kalium). Dosis
kombinasi dihitung pada kandungan amoksisilin atau setara dengan penggunaan
dosis amoksisilin tunggal.
2.7 Interaksi obat dan Efek toksik
Interaksi obat :
1. Probenesid dapat meningkatkan dan
memperpanjang level darah Amoksisilin.
2.
Penggunaan
bersamaan Alopurinol dapat menyebabkan peningkatan terjadinya reaksi pada
kulit.
Efek Toksik
1. Reaksi kepekaan seperti ruam eritem
makulopapular, urtikaria, ruam kulit, serum sickness.
2. Reaksi kepekaan yang serius dan
fatal adalah anafilaksis terutama terjadi pada penderita yang hipersensitif
terhadap penisilin.
3. Gangguan saluran pencernaan seperti
mual, muntah, diare.
4. Reaksi-reaksi hematologi (biasanya
bersifat reversibel).
Kontraindikasi
:
Penderita hypersensitif atau
mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik betalaktam (penisilin,
sefalosporin)
Peringatan dan Perhatian :
1. Hati-hati pemberian obat ini pada
penderita leukimia limphatik, karena kepekaan terhadap rash kulit yang
disebabkan Amoksisilin.
2. Dapat menyebabkan terjadinya kolitis
yang berat.
3. Sebelum pengobatan dengan Amoksisilin
harus dilakukan pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap penisillin.
4. Amoksisilin harus digunakan dengan
hati-hati pada wanita hamil dan menyusui.
5. Pengobatan dengan Amoksisilin dalam
jangka waktu lama harus disertai dengan pemeriksaan fungsi ginjal, hati dan
darah.
6. Dapat menimbulkan superinfeksi
(biasanya penyebabnya Enterobacterium, Pseudomonas, S.Aerus, Candida). Bila
terjadi hal tersebut, hentikan pengobatan dan diberikan alternatif lain.
7. Untuk penderita dengan gagal fungsi
ginjal monitor tingkat plasma dan urine harus dilakukan penyesuaian dosis.
8. Jangan untuk pengobatan meningitis
atau infeksi pada tulang sendi karena Amoksisilin oral tidak menembus kedalam
cairan serebospinal atau sinorial.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Antibiotik beta-laktam adalah golongan
antibiotika yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin
beta-laktam dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri[1]. Terdapat
sekitar ± 56 macam antibotik beta-laktam yang memiliki antivitas antimikrobial
pada bagian cincing beta-laktamnya dan apabila cincin tersebut dipotong oleh
mikroorganisme maka akan terjadi resistensi terhadap antibiotik tersebut
3.2 Saran
Meskipun antibiotok Amoksisilin termasuk salah
satu antibiotik yang diijinkan untuk dikonsumsi, namun obat ini tetap memiliki
efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan atau pengguna memiliki alergi
terhadap obat ini. Oleh karna hal tersebut, penggunaan obat ini baiknya
digunakan menurut saran dan anjuran dokter.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012_01_08_archive.html
http://sanagory.blogspot.com/2013/08/amoksisilin.html
http://www.kerjanya.net/faq/5019-amoksisilin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar